Kenapa Judi Sulit Diberantas? Ini Penjelasan Pakar Hukum Siber
Judi online menjadi fenomena yang semakin meresahkan di Indonesia. Meskipun pemerintah dan aparat penegak hukum telah melakukan berbagai upaya untuk memberantasnya, praktik judi digital ini tetap eksis bahkan berkembang pesat. Lalu, Kenapa Judi Sulit Diberantas? Ini Penjelasan Pakar Hukum Siber. Menurut para pakar hukum siber, ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebabnya.
1. Teknologi yang Terus Berkembang
Pakar hukum siber mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama sulitnya pemberantasan judi online adalah perkembangan teknologi yang begitu cepat. Platform judi bisa dengan mudah berpindah server, mengganti domain, atau menyamarkan identitas situs mereka. Hal ini membuat aparat sulit melacak dan menutup akses secara permanen.
“Begitu satu situs diblokir, muncul sepuluh situs baru dengan tampilan dan sistem serupa,” ujar salah satu pakar dari Universitas Indonesia. Situs-situs tersebut bahkan sering menggunakan jaringan Virtual Private Network (VPN) untuk menyembunyikan lokasi mereka dan menghindari pelacakan.
2. Keterlibatan Jaringan Internasional
Judi online tidak hanya dikendalikan oleh individu lokal, tapi juga melibatkan sindikat internasional. Banyak platform besar beroperasi dari luar negeri, seperti Filipina, Kamboja, atau negara-negara lain di Asia Tenggara. Negara-negara ini belum tentu memiliki regulasi yang melarang judi online, sehingga situs-situs tersebut bisa beroperasi secara legal di sana namun tetap ilegal di Indonesia.
Hal ini menyulitkan kerja sama lintas negara dalam penindakan. “Ada aspek yurisdiksi yang membuat penegakan hukum tidak bisa semudah membalikkan tangan,” jelas pakar tersebut.
3. Minimnya Literasi Digital Masyarakat
Faktor lain yang membuat judi online sulit di berantas adalah rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengakses situs ilegal. Bahkan, tidak sedikit yang tergiur janji keuntungan cepat dan mudah, tanpa mengetahui risiko hukumnya.
Platform judi juga sering menyamarkan iklannya sebagai game atau investasi, sehingga sulit di bedakan tanpa pemahaman yang memadai. Ini membuka celah bagi masyarakat awam untuk terjerumus ke dalam praktik judi tanpa sadar.
4. Keterbatasan Regulasi dan Penegakan Hukum
Walaupun Indonesia sudah memiliki Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dalam praktiknya penegakan hukum terhadap kasus judi online masih memiliki banyak keterbatasan. Regulasi belum sepenuhnya mampu mengimbangi di namika kejahatan siber.
Selain itu, aparat penegak hukum kerap kali terkendala dalam hal sumber daya manusia, peralatan, dan kemampuan teknis dalam melakukan cyber tracing dan investigasi digital.
5. Faktor Ekonomi dan Sosial
Tak bisa di pungkiri, faktor ekonomi juga menjadi penyebab kenapa judi online tetap di minati. Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, banyak orang mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang. Judi online menawarkan kemudahan: cukup lewat ponsel, bisa bermain kapan saja, di mana saja, dan berpotensi mendapat “cuan”.
“Selama masih ada permintaan dari masyarakat, suplai akan terus ada. Ini hukum pasar,” kata pakar hukum tersebut. Maka dari itu, solusi tidak bisa hanya dari sisi hukum, tapi juga harus menyentuh aspek edukasi dan ekonomi.
Baca juga: Dampak Judi Terhadap Ekonomi Keluarga Fakta Mengejutkan
Kenapa judi online sulit di berantas? Jawabannya terletak pada kombinasi faktor teknologi, hukum, sosial, hingga ekonomi. Di butuhkan pendekatan yang holistik dan kolaboratif antara pemerintah, aparat, masyarakat, dan platform digital itu sendiri. Penindakan tegas harus di imbangi dengan edukasi yang masif serta solusi ekonomi alternatif, agar masyarakat tidak lagi tergoda untuk mencari jalan pintas melalui judi online.